Selasa, 27 November 2018

Baja ringan adalah rangka atap yang terbuat dari material baja bermutu tinggi yakni Hi-Ten G550 berlapis zinc dan aluminuim. Baja dibentuk hingga tipis dan ditarik untuk memenuhi kekuatan yang sesuai dengan standar sehingga bisa diinjak dan mampu menahan genteng serta plafon hingga di atas 10 tahun.
Untuk memasang atap baja ringan ini, hal pertama yang dilakukan adalah membuat kuda – kuda sebagai rangka utama dan gording. Lempengan atau profil ini bisa dibentuk “U” terbalik atau “I”. Setelah memasang kuda – kuda, tahap berikutnya adalah memasang reng. Reng merupakan pengikat kuda – kuda dan juga gording dengan posisinya melintang tepat di atas kuda – kuda serta gording.
Kuda – kuda dan gording akan diikat dengan reng sehingga membentuk kerangka yang kuat dan kokoh. Lempengan reng sendiri memiliki bentuk dan ukuran yang paling kecil karena berfungsi sebagai penahan genteng juga pengatur jarak barisan genteng sehingga genteng lebih rapih dan juga lebih mencengkram. Berikut ini adalah gambar ilustrasi untuk memasang rangka atap baja ringan :
1. Pembuatan Kuda – Kuda Terdiri Dari a, b, c





a.  Sambungan Atas Baja Ringan ( Top Chord )









b. Tumpuan Baja Ringan Pada Dinding ( Pitching Point )










c. Skor Pengaku ( Web )











2. Mendudukkan Baja Ringan Pada Dinding Memakai Bracket L
Dipasang pada daerah Pitching Point. Produk Bracket L ada yang buatan pabrik atau juga bisa dibentuk sendiri dengan menggunakan profil C. Dipasang di dinding atau ring balok menggunakan dynabolt.







3. Memasang Reng Baja Ringan Dengan Profil Reng
Dipasang di atas kuda – kuda baja ringan dengan jarak pemasangan disesuaikan dengan jenis atap penutup yang akan dipakai.








4. Memasang Lisplang
Bisa menggunakan lisplang GRC atau lisplang polos dan urat kayu











5. Memasang Atap Penutup
Untuk atap bisa menggunakan genteng keramik, genteng batu, genteng metal pasir atau non pasir, dan sebagainya









Kamis, 15 November 2018

Membangun rumah berdasarkan rangka baja memiliki kelebihan yang tidak ada pada rangka kayu. Baja sebagai salah satu bahan material kini menjadi pilihan bagi pembangunan struktur sipil dewasa ini. Setidaknya ada dua faktor mengapa baja saat ini dijadikan prioritas utama dibanding kayu maupun beton, yaitu faktor ekonomi dan faktor kekuatannya. Rangka baja yang sekarang mulai dijadikan pilihan untuk pembangunan rumah diperkirakan akan bertahan jauh lebih lama ketimbang bahan material lainnya.
 Baja dibentuk dalam kondisi dingin (cold-formed steel) dengan ukuran ketebalannya berkisar dari 0,4 milimeter hingga 3 milimeter. Karena begitu tipis, untuk membuat rangka baja dibutuhkan kualitas material nomor satu agar kuat dalam menahan beban struktural.  Baja ringan merupakan jenis material yang berkualitas tinggi dengan fungsi yang sama dengan baja konvensional. Meski tipis, daya tariknya sangat tinggi mencapai 550 MPa. Bandingkan dengan baja biasa yang hanya 300 MPa. Kekuatannya yang lebih tinggi tersebut untuk menyeimbangkan bentuknya yang tipis.

Dibandingkan kayu atau beton, rangka baja yang bobotnya ringan ini mempengaruhi secara ekonomis penggunaan struktur di bawahnya. Karena beban yang harus ditopang tidak berat, otomatis struktur bisa lebih irit lagi dibanding kayu dan beton yang memiliki bobot yang lebih besar. Selain itu, kelebihan baja adalah tidak lapuk dimakan rayap sehingga lebih awet dan tahan lama. Baja ringan juga bersifat non-combustible alias tidak membesarkan api. Ini sangat aman terutama bagi mereka rumahnya berdempetan. Di Batam pernah terjadi kebakaran yang menghanguskan hampir puluhan rumah pada tahun 1990an karena saling berdempetan dan rangkanya terbuat dari kayu yang memang bersifat membesarkan api.

Rangka baja juga memiliki keunggulan dari sisi kemudahan dalam pemasangannya. Apalagi dari sisi efektifitas, memasang atap dengan kerangka kayu jauh lebih lama dibandingkan baja yang hanya butuh sedikit waktu. Dan jenis baja ringan juga aman dari perubahan cuaca karena tidak memuai ketika panas dan tidak pula menyusut saat suhu menjadi dingin.

Untuk memasang rangka baja memang membutuhkan perhitungan yang sedikit berbeda bila menggunakan rangka kayu, khususnya dalam hal kuda-kudanya. Semakin besar beban yang harus ditopang oleh rangka, maka jarak kuda-kudanya harus semakin pendek. Sebaliknya, jika bebannya lebih ringan, kuda-kuda bisa lebih renggang. Sebagai contoh, untuk genteng yang berbobot 40 kg/m2, maka jarak kuda-kuda yang direkomendasikam bisa dibaut setiap 1,4 meter. Dan jika bobot genteng mencapai 75 kg/m2, jarak kuda-kudanya bisa lebih kecil, misalnya menjadi 1,2 meter.

Baja sebagai salah satu bahan material dalam proses pembangunan fisik tentu juga memiliki beberapa kekurangan. Salah satunya, rangka baja yang berbentuk jaring tampak kurang menarik jika tidak ditutupi oleh plafon. Baja juga tidak bersifat fleksibel karena tidak bisa dipotong sebagaimana kayu yang juga bisa dibentuk berbagai profil.  Terkadang, bila ada yang keliru dalam perhitungan salah satu strukturnya bisa menggagalkan secara keseluruhan sehingga dibutuhkan perombakan yang tidak ringan. Meski demikian, para insinyur sipil biasanya mengkombinasikan berbagai material bangunan untuk menutupi kekurangan dan kelemahan setiap bahan.

Saat ini rangka baja menjadi alternatif dalam proses pembangunan sipil seperti rumah, gedung perkantoran, gudang dan sebagainya. Sebagai bahan yang memiliki kelebihan dan kekurangan, baja bisa dijadikan salah satu penopang struktur fisik bersanding dengan kayu maupun beton. Tidak heran bila para kontraktor juga memanfaatkan rangka ini dalam setiap proyek-proyeknya.

Senin, 12 November 2018

Konstruksi Kuda-Kuda 
1.      Pendahuluan 
   Konstruksi kuda-kuda ialah suatu susunan rangka batang yang berfungsi untuk mendukung beban atap termasuk juga beratnya sendiri dan sekaligus dapat memberikan bentuk pada atapnya. Kuda-kuda merupakan penyangga utama pada struktur atap. Struktur ini termasuk dalam klasifikasi struktur framework (truss). Umumnya kuda-kuda terbuat dari kayu, bambu, baja, dan beton bertulang.
     Kuda-kuda kayu digunakan sebagai pendukung atap dengan bentang maksimal sekitar 12 m. Kuda-kuda bambu pada umumnya mampu mendukung beban atap sampai dengan 10 meter. Sedangkan kuda-kuda baja sebagai pendukung atap, dengan sistem frame work atau lengkung dapat mendukung beban atap sampai dengan bentang 75 meter, seperti pada hanggar pesawat, stadion olah raga, bangunan pabrik, dan lain-lain. Kuda-kuda dari beton bertulang dapat digunakan pada atap dengan bentang sekitar 10 hingga 12 meter. Pada kuda-kuda dari baja atau kayu diperlukan ikatan angin untuk memperkaku struktur kuda-kuda pada arah horizontal.
     Pada dasarnya konstruksi kuda-kuda terdiri dari rangkaian batang yang selalu membentuk segitiga. Dengan mempertimbangkan berat atap serta bahan dan bentuk penutupnya, maka konstruksi kuda-kuda satu sama lain akan berbeda, tetapi setiap susunan rangka batang harus merupakan satu kesatuan bentuk yang kokoh yang nantinya mampu memikul beban yang bekerja tanpa mengalami perubahan.
     Kuda-kuda diletakkan di atas dua tembok selaku tumpuannya. Perlu diperhatikan bahwa tembok diusahakan tidak menerima gaya horizontal maupun momen, karena tembok hanya mampu menerima beban vertikal saja. Kuda-kuda diperhitungkan mampu mendukung beban-beban atap dalam satu luasan atap tertentu. Beban-beban yang dihitung adalah beban mati (yaitu berat penutup atap, reng, usuk, gording, kuda-kuda) dan beban hidup (angin, air hujan, orang pada saat memasang/memperbaiki atap). 

2.      Dasar Konstruksi Kuda-Kuda 
       Ide dasar untuk mendapatkan bentuk konstruksi kuda-kuda seperti urutan gambar di bawah ini: 
a)   Akibat adanya beban maka titik pertemuan kedua kaki kuda-kuda bagian atas (P) mengalami perubahan letak yaitu turun ke P’, sehingga kaki kuda- kuda menekan kedua tembok ke arah samping. Bila tembok tidak kokoh maka tembok akan roboh.



















b)  Untuk mencegah agar kaki kuda-kuda tidak bergerak ke samping perlu dipasang balok horizontal, balok tersebut bekerja untuk menahan kedua ujung bawah balok kaki kuda-kuda. Batang horizontal tersebut dinamakan balok tarik (AB).





















c)   Karena bentangan menahan beban yang bekerja dan beban berat sendiri kuda-kuda, maka batang tarik AB akan melentur. Titik P bergerak turun ke titik P’, dengan adanya pelenturan, tembok seolah-olah ke dalam.





















d)   Untuk mengatasi adanya penurunan pada batang tarik di ujung atas kaki kuda-kuda dipasangi tiang dan ujung bawah tiang menggantung tengah-tengah batang tarik AB yang disebut tiang gantung.











e)  Semakin besar beban yang bekerja dan bentangan yang panjang, sehingga kaki kuda-kuda yang miring mengalami pelenturan. Dengan adanya pelenturan pada kaki kuda-kuda maka bidang atap akan kelihatan cekung kedalam, ini tidak boleh terjadi.























f) Untuk mencegah pelenturan pada kaki kuda-kuda perlu dipasangi batang sokong/skoor dimana ujung bawah skoor memancang pada bagian bawah tiang gantung ujung atas skoor menopang bagian tengah kuda-kuda. Dengan demikian pelenturan dapat dicegah.














g) Pada bangunan-bangunan yang berukuran besar, kemungkinan konstruksi kuda-kuda melentur pada bidangnya karena kurang begitu kaku. Untuk itu perlu diperkuat dengan dua batang kayu horizontal yang diletakkan kirakira ditengah-tengah tinggi tiang gantung.















h) Batang-Batang Konstruksi Kuda-Kuda 












Keterangan: 
a. Balok tarik; b. Balok kunci; c. Kaki kuda-kuda; d. Tiang gantung; e. Batang sokong; f. Balok gapit; g. Balok bubungan; h. Balok gording; i. Balok tembok.


Sebagai penutup sebuah bangunan, atap sangat berperan penting untuk memberi rasa aman untuk orang yang tinggal di bawahnya. Selain itu atap juga berfungsi melindungi penghuni rumah dari segala macam gangguan luar seperti cuaca. Tanpa adanya atap, bangunan belum dapat disebut bngunan yang layak huni.


Jika dilihat dari fungsinya, material atap ini harus kuat dan tahan terhadap berbagai perubahan cuaca. Apalagi saat ini atap banyak berbagai pilihan, mulai dari bahan, jenis, bahkan warna. Tetapi , tentunya di bagian ini fungsi dan kualitas harus diutamakan demi kenyamanan dan keamanan rumah anda . Di bawah ini terdapat beberapa bahan pembuatan atap, seperti apa karakteristiknya ? Mari mengenal lebih dalam bagaimana jenis atap rumah.
  • Tanah liat
Jenis material atap ini sudah umum di berbagai kalangan masyarakat. Melalui proses pertama yaitu dipadatkan, dibentuk, sampai proses pembakaran, atap berbahan tanah ini kuat terhadap angin ataupun ketika curah hujan tinggi. Walaupun ukuran serta variasinya tak begitu banyak, namun, kelebihannya jenis atap ini lebih murah. Dalam penggunaannya, membutuhkan rangka yang dipasang pada kemiringan tertentu.

















  • Beton
Material atap satu ini mempunyai bobot yang sangat berat, lebih berat dari material tanah liat. Tetapi kelebihan dari bahan ini, yaitu sangat kuat terhadap segala macam cuaca. Dengan diberi campuran semen serta bahan aditif lain, bahan beton ini tahan terhadap api ataupun pelapukan. Bentuknya bisa di desain bergelombang maupun datar, warnanya pun sangat bervariasi sekali . sebanding dengan kualitasnya, harga atap ini cenderung lebih mahal dari bahan lainnya.

















  • Metal
Atap metal biasanya terbuat dari baja ringan (zincalume steel). Selain itu, dapat di bentuk menyerupai jenis lain, seperti sirap, genteng, ataupun beton. Selain itu, jenis material ini dilengkapi teknologi yang bisa memantulkan panas sehingga rumah bisa terasa sejuk. Atap jenis ini pun ramah lingkungan karena bisa didaur ulang, anti api, karat, dan bebas perawatan.
 










  • Asbes
Bahan satu ini pasti sudah dikenal banyak masyarakat. Asbes ini bersifat ringan dan tahan lama. Harganya pun murah dan membuat rumah sejuk karena tak menyerap panas. Namun, asbes ini mudah retak, apabila terinjak akan pecah, maka harus menggantinya untuk mencegah kebocoran.













  • Seng
Material seng tentu tak asing bagi banyak orang. Walaupun murah, dan tahan lama , seng juga mempunyai beberapa kekurangan. Yaitu bersifat menahan panas sehingga membuat orang didalam rumah merasa tidak nyaman. Selain itu, seng mudah berkarat tentunya itu membuatnya menjadi kurang menarik dari sisi penampilan.


  • Keramik

Jenis kramik ini termasuk perkembangan dari tanah liat yang di-finishing glazur di bagian atasnya. Membuat tampilannya terlihat licin, mengkilap, dan mempunyai banyak pilihan warna. Termasuk juga bahan yang tahan lama, warnanya pun awet jadi tak memerlukan pengecatan ulang. Namun, pemasangan atap ini memerlukan kemiringan 30 derajat supaya air hujan dapat mengalir dengan baik serta tidak mudah lepas ketika diterpa angin.




















KreatifDesain

Arsitektur, Struktur, Sipil, Marine, Kursus Teknik (Autocad dll)

Mengenai Saya

Surabaya, Indonesia
Contact: WA 085733338359
Diberdayakan oleh Blogger.

Postingan Diunggulkan

Macam-Macam Jenis Plafon

Seperti yang kita ketahui semua, dalam sebuah bangunan semua struktur yang berada di bangunan tersebut memiliki fungsi dan perhitungannya m...

Kata Mutiara Hari Ini

Kata Mutiara Hari Ini

Postingan Populer

Wikipedia

Hasil penelusuran