Membangun rumah berdasarkan rangka baja memiliki kelebihan yang tidak ada pada rangka kayu. Baja sebagai salah satu bahan material kini menjadi pilihan bagi pembangunan struktur sipil dewasa ini. Setidaknya ada dua faktor mengapa baja saat ini dijadikan prioritas utama dibanding kayu maupun beton, yaitu faktor ekonomi dan faktor kekuatannya. Rangka baja yang sekarang mulai dijadikan pilihan untuk pembangunan rumah diperkirakan akan bertahan jauh lebih lama ketimbang bahan material lainnya.
Baja dibentuk dalam kondisi dingin (cold-formed steel) dengan ukuran ketebalannya berkisar dari 0,4 milimeter hingga 3 milimeter. Karena begitu tipis, untuk membuat rangka baja dibutuhkan kualitas material nomor satu agar kuat dalam menahan beban struktural. Baja ringan merupakan jenis material yang berkualitas tinggi dengan fungsi yang sama dengan baja konvensional. Meski tipis, daya tariknya sangat tinggi mencapai 550 MPa. Bandingkan dengan baja biasa yang hanya 300 MPa. Kekuatannya yang lebih tinggi tersebut untuk menyeimbangkan bentuknya yang tipis.
Dibandingkan kayu atau beton, rangka baja yang bobotnya ringan ini mempengaruhi secara ekonomis penggunaan struktur di bawahnya. Karena beban yang harus ditopang tidak berat, otomatis struktur bisa lebih irit lagi dibanding kayu dan beton yang memiliki bobot yang lebih besar. Selain itu, kelebihan baja adalah tidak lapuk dimakan rayap sehingga lebih awet dan tahan lama. Baja ringan juga bersifat non-combustible alias tidak membesarkan api. Ini sangat aman terutama bagi mereka rumahnya berdempetan. Di Batam pernah terjadi kebakaran yang menghanguskan hampir puluhan rumah pada tahun 1990an karena saling berdempetan dan rangkanya terbuat dari kayu yang memang bersifat membesarkan api.
Rangka baja juga memiliki keunggulan dari sisi kemudahan dalam pemasangannya. Apalagi dari sisi efektifitas, memasang atap dengan kerangka kayu jauh lebih lama dibandingkan baja yang hanya butuh sedikit waktu. Dan jenis baja ringan juga aman dari perubahan cuaca karena tidak memuai ketika panas dan tidak pula menyusut saat suhu menjadi dingin.
Untuk memasang rangka baja memang membutuhkan perhitungan yang sedikit berbeda bila menggunakan rangka kayu, khususnya dalam hal kuda-kudanya. Semakin besar beban yang harus ditopang oleh rangka, maka jarak kuda-kudanya harus semakin pendek. Sebaliknya, jika bebannya lebih ringan, kuda-kuda bisa lebih renggang. Sebagai contoh, untuk genteng yang berbobot 40 kg/m2, maka jarak kuda-kuda yang direkomendasikam bisa dibaut setiap 1,4 meter. Dan jika bobot genteng mencapai 75 kg/m2, jarak kuda-kudanya bisa lebih kecil, misalnya menjadi 1,2 meter.
Baja sebagai salah satu bahan material dalam proses pembangunan fisik tentu juga memiliki beberapa kekurangan. Salah satunya, rangka baja yang berbentuk jaring tampak kurang menarik jika tidak ditutupi oleh plafon. Baja juga tidak bersifat fleksibel karena tidak bisa dipotong sebagaimana kayu yang juga bisa dibentuk berbagai profil. Terkadang, bila ada yang keliru dalam perhitungan salah satu strukturnya bisa menggagalkan secara keseluruhan sehingga dibutuhkan perombakan yang tidak ringan. Meski demikian, para insinyur sipil biasanya mengkombinasikan berbagai material bangunan untuk menutupi kekurangan dan kelemahan setiap bahan.
Saat ini rangka baja menjadi alternatif dalam proses pembangunan sipil seperti rumah, gedung perkantoran, gudang dan sebagainya. Sebagai bahan yang memiliki kelebihan dan kekurangan, baja bisa dijadikan salah satu penopang struktur fisik bersanding dengan kayu maupun beton. Tidak heran bila para kontraktor juga memanfaatkan rangka ini dalam setiap proyek-proyeknya.
Fleksibel baja memang tidak seperti kayu yan mudah dipotong, baja mempuyai kekuatan lebih dan tahan lama
BalasHapusbetul,makanya cenderung masyarakat memilih menggunakan produk baja ringan dibanding kayu, yg penting desain kekuatan baja ringannya sesuai untuk struktur yg disangga. Terima kasih atas informasinya...
Hapus